Kapal Selam Canggih Milik Inggris dan Prancis Tabrakan



LONDON - Teknologi canggih dan jalur sangat luas tak menjamin dua kapal selam kalis dari insiden tabrakan. Seperti yang dialami dua kapal selam canggih milik Inggris dan Prancis. Kedua kendaraan tempur bawah laut itu bertabrakan di Samudera Atlantik awal bulan ini. Kekhawatiran sempat menyeruak karena keduanya bertenaga dan membawa senjata nuklir.



Mengutip CNN, kejadian pertama dalam sejarah itu berlangsung di lautan lepas pada tengah malam antara 3 dan 4 Februari lalu. HMS Vanguard milik Inggris dan Le Triomphant dari Prancis yang mengangkut total 250 pelaut sedang menyelam dalam misi berbeda. Sumber di AL Prancis mengatakan, Le Triomphant sedang dalam perjalanan pulang dari misi patroli 70 hari di Atlantik saat tabrakan terjadi.

Setelah bertabrakan dahsyat di dasar laut, kedua kapal selam itu mengalami kerusakan vital. Namun, yang melegakan, sejauh ini tak ada laporan kerusakan pada instrumen nuklir dari kedua kapal tempur tersebut. "Kecelakaan ini tak mencederai kru dan tak membahayakan keamanan nuklir hingga saat ini," ujar pejabat Departemen Pertahanan Inggris saat dikonfirmasi harian The Sun. Meski untuk sementara disimpulkan tak ada ancaman membahayakan, penyelidikan tetap dijalankan oleh kedua negara.

Kapal Inggris telah ditarik ke Faslane di Skotlandia untuk perbaikan. Sedangkan Le Triomphant masih di Atlantik karena sedang dilakukan perbaikan perangkat sonar yang rusak total. "Sonar tersebut seharusnya bisa mendeteksi Vanguard. Namun, seluruh kru yang jumlahnya 101 mengatakan tak melihat atau mendengar apa pun," ujar pejabat AL Prancis.

HMS Vanguard yang beroperasi sejak 1992 adalah kapal selam tertua pembawa senjata nuklir SSBN (Ship Submersible Ballistic Nuclear) milik Inggris. HMS Vanguard adalah salah satu dari empat kapal sejenis di AL Inggris yang membawa senjata nuklir.

Sedangkan Le Triomphant yang diluncurkan pada 1994, merupakan salah satu dari empat kapal selam kelas Triomphant yang dimiliki AL Prancis. Kapal itu membawa 16 M51 SLBM (submarine-launched ballistic missiles).

Kedua kapal itu mengusung teknologi terkini dalam penginderaan kapal selam lain. Namun, sistem tersebut agaknya gagal total saat kecelakaan. Setiap kapal panjangnya 150 meter dan lebar 13 meter serta mampu membawa sampai 48 hulu ledak nuklir pada maksimal 16 rudal.

Lembaga The Campaign for Nuclear Disarmament atau Kampanye Perlucutan Nuklir menggambarkan tabrakan dua kapal selam nuklir tersebut merupakan mimpi buruk nuklir yang "paling tinggi tingkatnya". "Keduanya memiliki reaktor nulir dan senjata nuklir di atas kapal, bisa melepaskan radiasi dalam jumlah besar dan menyebarkan hulu ledak nuklir di dasar laut," kata Kate Hudson, Ketua The Campaign for Nuclear Disarmament kepada BBC.

Departemen Pertahanan Inggris tidak mau mengomentari laporan ini, tetapi menegaskan bahwa tidak ada keamanan nuklir yang dilanggar.

BBC melaporkan, HMS Vanguard dengan kerusakan seperti bengkok dan tergores yang jelas terlihat, harus ditarik kembali ke pangkalannya di Faslane, Firth of Clyde.

Kedua kapal selam ini adalah bagian penting dari upaya masing-masing negara dalam persenjataan nuklir dan seharusnya membawa rudal-rudal, walaupun Perancis dan Inggris sama-sama menegaskan bahwa tidak ada bahaya terjadinya kecelakaan nuklir.