PT PLN NTB Rugi Hingga 1,3 Triliun

PT Perusahaan Listrik Negara(PLN)Wilayah NTB mencatatkan kerugian 1,3 triliun selama operasional tahun 2008.Kerugian PT PLN itu disebabkan karena tingginya biaya penggunaan bahan bakar solaruntuk mengoperasikan seluruh pembangkit tenaga Diesel di NTB.






Tak seperti PLN daerah lain di Indonesia yang mengoperasikan pembangkit berbahan bakar batu bara, gas, atau tenaga air, pasokan listrik di seluruh NTB dipasok dari pembangkit tenaga diesel (PLTD).

"Karena pembangkit PLTD, kami harus mengoperasikan pembangkit masih menggunakan bahan bakar solar," ujar Muchammad Sofyan, General Manager PLN Wilayah NTB, di Mataram, Sabtu (14/2/2009).

Mengoperasikan PLTD berbahan bakar solar, membuat keuangan PLN terus merugi. Per Februari ini, hitungan PLN, produksi listrik per 1 kilo watt jam (kwh), mencapai Rp 3.100. Sementara harga jual listrik PLN saat ini rata-rata hanya Rp 657 per kwh.

PLN mengeluarkan anggaran produksi selama setahun sedikitnya Rp 1,7 triliun. Namun pendapatan dari pelanggan listrik hanya mencapai Rp 400 miliar. Ada selisih Rp 1,3 triliun.

"Jadi sebesar itu, subsidi listrik untuk masyarakat NTB dari pemerintah pusat," tambah Sofyan.

PLN terus mengupayakan penghematan untuk menyehatkan struktur keuangan. Mesin-mesin pembangkit baru PLN misalnya didisain tak lagi menggunakan bahan bakar solar, melainkan dengan minyak hitam atau marine fuel oil (MFO). Meski begitu, penggunaan MFO di PLN NTB, per Februari ini, hanya mampu menghemat annggaran Rp 178 miliar.

"Pembangkit kita saat ini memang baru 30 persen, yang menggunakan bahan bakar MFO. Tahun ini kita rencanakan penambahan 10 persen," ujar Sofyan.