Pemerintah Akan Membangun Kilang minyak Baru

JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta PT Pertamina (Persero) segera mengembangkan kilang pengolahan minyak. Kekurangan kilang akan menyebabkan kebutuhan impor membesar. "Jauh lebih baik kalau kilang minyak segera dikembangkan dan dibangun," ujarnya di kantor pusat Pertamina.








Menurut Presiden, pembangunan kilang telah dilakukan sejak 3-5 tahun lalu. Namun, pembangunan tersendat akibat margin pengelolaan kilang tidak menguntungkan investor. Untuk itu, kata Yudhoyono, diperlukan insentif fiskal dan proteksi kepada pemilik modal.

Dia mengatakan pengembangan kilang baru juga akan mengurangi besaran dividen Pertamina sehingga harus dihitung dengan cermat. "Saya minta Pertamina segera diskusi dengan pihak terkait, dengan mempunyai kilang sendiri akan lebih efisien," katanya. Saat ini sudah ada tiga kilang dalam proses pembangunan, yaitu kilang di Bojanegara, Tuban, dan kilang tambahan di Balongan.

Menyangkut harga bahan bakar minyak, Presiden menjelaskan, saat ini pemerintah belum berencana menurunkan kembali harga bahan bakar bersubsidi. Menurut Yudhoyono, pemerintah mengeluarkan subsidi sangat besar untuk harga minyak pada saat ini. "Sementara ini, pemerintah melihat harga sudah tepat, kecuali ada perkembangan baru," katanya.

Anggota Panitia Khusus Bahan Bakar Minyak Dewan Perwakilan Rakyat, Dradjad Wibowo, mengatakan harga jual premium saat ini seharusnya Rp 3.900 per liter. Dengan harga sekarang, Rp 4.500, pemerintah sudah mengantongi keuntungan Rp 600 per liter. "Pertamina bilang saat ini dengan alpha (biaya distribusi dan margin) 8 persen belum untung. Berarti pemerintah yang peroleh keuntungan," katanya kemarin.

Mantan Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno menjelaskan, Pertamina tidak pernah terlibat dalam penentuan harga bahan bakar minyak bersubsidi. "Pertamina tidak pernah terlibat sama sekali dalam perhitungan harga bahan bakar bersubsidi. Kami (Pertamina) hanya menerima keputusan pemerintah," ujarnya.